Tuhan SelaLu Mempunyai Rencana Indah, MeLebihi Apa Yang Kita Bayangkan.. PercayaLah, masa itu PASTI Kan datang..

Selasa, 13 Desember 2011

Aku Cinta Mantan Kakak Ku

    
“kita putus….” teriak Arvin ditepi danau sore itu.
Hati Clarissa begitu hancur. Ia menangis. “kenapa semudah itu kamu putusin aku? Padahal, kita baru menjalani semua ini dalam sebulan, apa kamu cuma mainin perasaan aku aja? Aku butuh penjelasan, vin…”
     “gak ada penjelasan, gak ada… yang jelas, kamu udah buat aku bete, sangat bete….. aku jadi gak mencintai kamu lagi” Arvin pun hendak pergi meninggalkan Clarissa, tapi Clarissa mencegahnya.
       Air mata Clarissa berjatuhan. “apa salah aku, vin? Sehingga kamu putusin aku… aku udah cinta banget sama kamu, kamu jahat, vin…”
       “lupain aku, aku gak mau lagi lihat wajah kamu, kamu beda dari pacar aku yang lain, yang lebih cantik dan lebih segalanya” Arvin pun melepaskan tangan mantan kekasihnya itu. Ia pergi meninggalkan Clarissa sendiri.
       Hati Clarissa sangat hancur. Ia menangis dalam keadaan pulang ke rumah.
      Dalam keadaan yang masih bimbang, Clarissa masih mencintai mantan kekasihnya, Arvin.

     Clarissa duduk dibangku taman sekolahnya. Ia melamun. Wajahnya masih tampak sangat sedih. Bayang-bayang Arvin masih terbenak dalam pikirannya.
       “Icha, jangan dipikirin lagi, ya” seorang cewek yang begitu akrab dengan Clarissa itu bernama Rena. Ia duduk disamping cewek Clarissa. ”Elo konsentrasi aja sama sekolah, kita udah kelas 3, sebentar lagi kita akan lulus”
      Clarissa menoleh pada temannya. “makasih ya, na… gue harus melupakan Arvin, harus…” Clarissa berusaha untuk bersemangat lagi.
       “nah gitu dong, elo harus melupakan Arvin… gue akan mendukung elo selalu” Rena menyemangati Clarissa.
       Wajah Clarissa kembali bersemangat. Ia berniat untuk melupakan mantan kekasih yang telah menyakitinya. Ia akan berusaha membuka hatinya untuk cowok lain.


                                                                              ***


          Clarissa menghubungi sahabat penanya di internet. Ia telah lama mengenal cowok itu. Cowok itu bernama Irshad. Enam bulan, mereka saling mengenal didunia maya. Kini, ia ingin bertemu disebuah café.
         Clarissa duduk sendiri dikursi café itu. Ia meneguk minumannya sambil menunggu sahabat penanya.
       Sosok cowok berkemeja biru garis-garis pun menghampiri Clarissa. “kamu Clarissa, ya?” cowok itu tersenyum sangat manis. Ia pun langsung mengulurkan tangannya. “aku Irshad, orang yang selama ini mengagumi sosok Clarissa”
     Clarissa sangat terkejut. Ia pun menyambut tangan Irshad. Dalam hati, ia juga mengagumi sosok Irshad. “kapan datang dari Bandung? Kok mau sih rela-relain ketemu sama aku di Jakarta?”
      Irshad pun duduk dihadapan Clarissa. “ini semua demi kamu… aku penasaran banget pengen ketemu kamu, sosok kamu itu yang bikin ngangenin” Irshad tertawa kecil, menghangatkan pembicaraan.
        Clarissa hanya tersenyum melihat Irshad yang sangat berbeda. “masa’ sih? Aku jadi kege’eran nih…”
        “oya, kamu baru putus sama pacar kamu? Aku ikut sedih, ya? Kalau aku ketemu sama mantan kamu yang udah nyakitin kamu, aku akan beri pelajaran sama dia dan aku juga akan menceritakan kalau aku bahagia banget mengenal kamu sampai saat ini” kata Irshad.
         “makasih… kamu baik banget sama aku, gak ada cowok yang puji-puji aku kayak kamu seperti ini, mantan aku bilang, aku jelek, aku jauh lebih baik dari pacarnya dan jauh lebih cantik dari cewek yang dia kenal”
        Irshad hanya mesem-mesem. “berarti, dia menilai seseorang dari penampilannya aja, gak dari hatinya, sekarang, banyak banget cowok yang seperti itu, tapi, aku gak akan seperti itu karena aku udah mengenal kamu, aku pun juga udah mulai jatuh cinta sama seorang cewek yang selama ini sering ketik e-mail di internet”
          Clarissa sangat terkejut. “maksud kamu, aku?”
         “ge’er banget sih kamu….” Irshad tertawa kecil. “ya ialah, masa’ ya ia dong…” Irshad mengeluarkan sebuah kotak kecil dan membukanya didepan Clarissa. “ini buat kamu, mudah-mudahan, kamu mau menerima cinta aku beserta kalung ini”
          Clarissa sangat gugup. “baru pertama kali, aku merasakan seromantis ini, baru kali ini juga, kamu memuji aku, memberikan sebuah kalung untuk aku yang sangat bagus, kalung ini bertuliskan nama aku sendiri”
          “kamu mau menerimanya, gak? Aku akan pakaikan kalung ini ke leher kamu”
        “apa semua ini gak terlalu cepat? Kita baru saling bertatap muka sekarang, aku takutnya, kamu berpikir kalau kamu cuma jadi pelampiasan aku aja”
         Irshad menggenggam tangan Clarissa. “aku mencintai kamu… sangat mencintai kamu, aku akan membuat kamu bahagia, aku juga gak akan menyakiti kamu, seperti mantan kamu yang baru dua bulan lalu diputusin, aku cuma pinta satu hal, aku mau kamu membalas rasa cinta aku dengan tulus, aku mau serius sama kamu, meski aku baru kelas 2 SMU”
          Clarissa menelan ludah. Ia tak pernah membayangkan ada cowok yang berbuat seperti ini kepadanya. Cowok yang berada dihadapannya sekarang begitu tulus mencintainya. “aku terima kamu, aku gak pernah memikirkan kamu itu kelas 2 SMU, yang penting bagi aku, kita cocok dan kamu sangat tulus mencintai aku, itu aja udah cukup bagiku”
          “makasih...” Irshad pun memasangkan kalung itu dileher kekasih barunya itu. “kamu tambah cantik memakai kalung itu”
          “makasih ya… terus, sekarang, kamu gimana? Kamu nginep dirumah siapa?”
          Irshad duduk kembali. “aku lupa bilang kalau aku tinggal di Jakarta karena dulu waktu SMP, aku bandel banget, jadi, aku tinggal di Bandung sama kakek, paman dan bibi aku, disana enak banget, suasananya beda… sejuk dan nyaman buat rekreasi, aku punya dua orang kakak, yang pertama kakak perempuan, dia bekerja, yang kedua, kakak laki-laki, dia baru lulus setahun yang lalu, kami semua beda dua tahun”
          “jadi, sekarang, kamu tinggal dirumah kedua orang tua kamu? Pindah sekolah, gak?”
          “iya dong, masa’ gak… aku kan mau ketemu kamu terus di Jakarta, aku pasti kangen banget sama kamu kalau sampai sehari gak ketemu sama kamu, aku akan selalu setia sama kamu, aku akan mengantar dan menjemput kamu sekolah setiap hari, asal kamu gak lirik cowok lain aja”
          “baru kita ketemu, tapi, kamu udah langsung berbuat sepeti ini sama aku, kamu udah memuji aku dan rela mengumbar janji”
          ”tapi, yang semua aku katakan ini adalah sungguh-sungguh dari lubuk hati aku yang paling dalam” Irshad menggenggam tangan Clarissa.
          Mereka meninggalkan café itu dengan hati yang sangat bahagia. Mereka pergi ke taman hiburan. Hati mereka sangat senang. Sekarang, Clarissa sudah melupakan mantan kekasihnya, Arvin.
          Irshad kembali ke rumahnya. Ia langsung bertemu kakak laki-lakinya yang beda dua tahun dengannya. “halo kak Arvin… apa kabar bro?”
          Arvin memeluk adik yang selama ini dirindukannya. “elo gak bilang mau balik ke rumah? Kapan sampainya? Gue kan bisa jemput elo dibandara bro…”
          “gak usah, gue juga mendadak baliknya, gue bakalan tinggal disini lagi dan sekolah di Jakarta, cewek elo sekarang siapa? Gue punya cewek baru bro… cewek yang sangat cantik luar maupun dalam, dia sangat sederhana, gue suka banget sama cewek itu, namanya Icha, cewek elo siapa?” jelas Irshad.
          “Icha kayak nama mantan gue yang pernah gue tigain, tapi cuma panggilan kalau dirumahnya aja” Arvin tertawa kecil. “sekarang, gue punya dua cewek, cantik-cantik banget, gue mau cari lagi nih… elo ajak cewek elo ke rumah dong… kenalin sama calon kakak iparnya, gak bakal gue ambil, soalnya, selera elo kan rendah, gak kece”
          “kece itu gak penting, bagi gue, hati itu nomer satu, gue mau serius sama dia, dia kelas 3 SMU, tapi, semua itu gak masalah bagi gue dan juga dia, gue cocok banget sama dia, gue sangat mencintai dia dan gue bakalan setia sama dia, dua bulan yang lalu, dia diputusin sama cowoknya, dia disakitin sama cowoknya, kasihan banget… kalau gue ketemu sama mantan pacarnya, gue janji, gue akan beri dia pelajaran, gue kan udah jago latihan karate, gue akan tonjok dia sampai babak belur” cerita Irshad panjang lebar.
          “gue juga putusin Icha dua bulan yang lalu, sama juga ya… kita sangat berbeda, shad… elo mau serius, gue mau main-main, sebentar lagi, kak Delia bertunangan, elo jangan sampai lupa bawa cewek elo yang sekarang”
          “besok, gue akan bawa cewek gue ke rumah, elo bawa cewek elo juga dong… biar adil dan langsung direstui mama dan papa”


***


          Irshad menjemput Clarissa dirumahnya. Clarissa berpenampilan sangat cantik. Semua itu membuat Irshad terkejut dan tambah mengaguminya. Mereka pun berangkat ke rumah Irshad.
          Clarissa sangat terkejut. Ia mendatangkan rumah mantan kekasihnya, Arvin. “ini rumah siapa? Bukan rumah kamu, kan?”
          “kenapa? Kamu kok terkejut begitu…” Irshad khawatir. Irshad pun mempersilahkan Clarissa untuk masuk ke dalam rumahnya. Ia melihat Arvin sedang duduk bersama cewek lain. Diruang tamu itu juga ada kedua orang tua mereka. Clarissa sangat mengenalnya.
          “Clarissa?” mereka semua terkejut.
          “kok mama dan papa sudah mengenal Clarissa? Elo juga kak Arvin…” Irshad juga terkejut.
          “jadi ini cewek elo, shad? Gue gak setuju, dia mantan gue, Icha nama panggilan dirumahnya…” Arvin langsung berdiri dihadapan adiknya.
          “permisi…” Clarissa pun meninggalkan tempat itu dengan cepat. Meneteskan banyak air mata.
          “maksud elo, apa? Jadi, elo cowok yang selama ini nyakitin hati Clarissa? Elo ngetigain dia dan sekarang, elo ngeduain cewek ini, kak? Tega banget sih elo… tega…!!!” Irshad pun mengejar Clarissa dengan cepat. Ia tak ingin menyakiti kekasih yang sangat ia sayangi. “Clarissa….” Irshad mengendarai motornya untuk mengejar Clarissa.
          Motor itu pun terhenti ketika Irshad berhasil mencegah Clarissa pergi. Irshad langsung turun dari motornya. “Clarissa, aku gak tau sama sekali, aku bener-bener gak tau harus berbuat apa? Aku minta maaf banget sama kamu… maafin aku…”
          “kamu gak salah apa-apa” Clarissa menghapus air matanya.
          Irshad memeluk Clarissa begitu erat. “aku sangat mencintai kamu… aku gak mau kehilangan kamu, gak mau…”
          Arvin pun datang dengan motornya. Ia sangat kesal melihat mereka bersatu. “maksud elo apa-apaan sih, cha? Elo sengaja mau melampiaskan dendam elo sama adik gue setelah gue nyakitin elo?”
          Mereka melepaskan pelukannya.
          “gue gak tau apa-apa tentang adik elo, elo juga gak pernah cerita tentang adik elo, elo hanya bilang kalau adik elo tinggal sama kakek di Surabaya, bukan di Bandung, asal elo tau, gue udah mengenal lama adik elo ini sebelum gue kenal elo, udah 6 bulan gue mengenal dia, jadi, elo masih menuduh gue untuk melampiaskan dendam gue ke adik elo?” Clarissa mencoba untuk bicara, meski hatinya telah terluka karena Arvin.
          “gue kan pernah janji sama kamu, cha… kalau aku janji akan memberi pelajaran sama mantan yang udah nyakitin kamu” Irshad pun langsung memukul Arvin. “maafin gue, kak… tapi, ini sebuah janji, janji yang harus gue tepati dan elo juga tau itu adalah pelajaran, mudah-mudahan, itu pelajaran yang sangat berharga buat elo”
          Pukulan tangan Irshad mengenai pipi kanan Arvin. Arvin terjatuh, tapi, ia mencoba untuk berdiri kembali. “elo tega memukul abang elo sendiri demi cewek gak berguna ini? Udah buta ya mata elo karena cinta dia?”
          “iya, gue emang udah buta karena cinta Clarissa, asal elo tau kak… dia lebih baik dari cewek elo yang kece, ingat, kak… karma itu berlaku bagi siapapun, termasuk elo, gak ada yang tau kapan karma akan datang, elo harus terima resikonya sendiri, kak… biarkan gue dan Clarissa menjalin hubungan cinta, gue mau serius, gue harap, elo bisa berubah dan jangan ganggu gue dan Clarissa lagi” Irshad menarik lengan Clarissa untuk naik ke motornya. Mereka pun pergi meninggalkan Arvin.
          Arvin sangat kesal telah diperlakukan seperti itu. “maafin gue, cha... gue udah nyakitin elo, semoga elo bahagia bersama adik gue”



0 komentar:

Posting Komentar

click to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own text